Kisah Teladan, Petuah Pohon Tua yang menggegerkan Dunia

Alkisah, di sebuah lereng pegunungan ada sebuah desa yang permai. Hampir seluruh penduduk di sana bermata pencaharian sebagai pencari kayu. Mereka memanfaatkan hutan yang ada di sekitar permukiman mereka. 

Pohonpohon besar dan berdaun lebat. Awalnya mereka hanya mau menebang pohon yang sudah tua, tetapi akhirnya mereka menjadi lupa diri. Para penebang kayu ini sudah tak peduli lagi. Meskipun usia pohonnya masih muda, mereka tetap saja menebangnya.

Suatu ketika Riri dan Nena bermain-main ke bukit. Dua gadis cilik ini ingin mencari bunga dan kupu-kupu di sana. Akan tetapi, alangkah kagetnya kedua gadis cilik itu. 
Pohon Tua

Bukit yang dulu mereka kenal, kini telah berbeda sama sekali. Bukit itu menjadi tandus. Pohon besar nan rimbun sudah sulit sekali mereka temui. Bunga-bunga yang indah telah berubah menjadi alang-alang yang tak terurus. Kupu-kupu telah pergi entah ke mana.

Riri dan Nena kecewa sekali. Bunga dan kupu-kupu cantik tak mereka temui. Siang itu matahari bersinar dengan sangat terik. Dua gadis cilik itu mencari pohon besar yang cukup rindang. 

Setelah sekian lama berkeliling, akhirnya mereka menemui sebuah pohon besar yang sangat rindang. Rupanya, pohon ini satusatunya pohon besar yang belum ditebang.

Riri dan Nena berteduh di bawah pohon tua itu. Sejenak kemudian mereka mendongak ke atas. Sebagian di antara ada yang sudah didiami telur-telur dan burung-burung kecil. 

Mereka berkicau dengan riangnya. Sebagian lainnya berebut disuapi induknya. Riri dan Nena melihat beberapa ekor kupu-kupu terbang kian kemari. Tiba-tiba ada suara tua menyapa mereka. Dua gadis cilik ini terhenyak. Mereka mencari sumber suara itu.

“Jangan panik, gadis-gadis manis, aku di dekat kalian!” Astaga! Ternyata, pohon besar itu yang berbicara. Ia tersenyum kepada Riri dan Nena. 

Sorot matanya persahabatan. “Tolonglah kami, gadis-gadis kecil, selamatkan nyawa kami!”

Riri dan Nena kembali terkejut. Tak hanya pohon tua itu yang mampu bicara. Ternyata, burung-burung kecil, kupu-kupu, dan hewan-hewan lainnya pun mampu berbicara seperti manusia.

“Aku adalah satu-satunya pohon yang belum ditebang penduduk. Tetapi, mungkin sebentar lagi mereka akan melakukannya. Seperti halnya manusia, kami juga makhluk Tuhan yang punya hak untuk hidup di bumi ini. 

Coba kalian lihat betapa banyak burung-burung, kupu-kupu dan hewan-hewan lain yang coba bertahan hidup di sini. Hanya kalian yang mampu menyampaikan pesan kami kepada mereka. 

Tolong katakan kepada mereka jika merawat kami, pasti kami pun akan melindungi mereka!” tutur pohon tua itu kepada Riri dan Nena.

Rini dan Nena segera menyampaikan pesan pohon tua itu kepada keluarga mereka. Tetapi, cerita dua bocah ini dianggap angin berlalu saja. Mereka mengira dua gadis kecil ini bermimpi.

Esok harinya, penduduk desa beramai-ramai naik ke puncak bukit. Mereka menebang pohon tua itu seketika. Beberapa saat kemudian, pohon besar itu pun tumbang. Penduduk beramai-ramai memecah belah pohon besar itu menjadi potongan-potongan kayu.

Riri dan Nena menangis melihat peristiwa itu. Burung-burung dan kupu-kupu terbang ketakutan tak tentu arah. Sebagian mati tertimpa pohon besar itu. Sejak tumbangnya pohon besar itu, bukit itu semakin panas dan tandus.

Beberapa saat kemudian, seluruh desa tertimpa kekeringan. Sumur-sumur mereka kering. Banyak tanaman dan hewan banyak yang mati kekurangan air. 

Warga desa betul-betul kesulitan air. Kemudian, mereka berdoa kepada Tuhan agar secepatnya turun hujan. Tuhan yang Maha Pemurah mendengar doa mereka.

Tiba-tiba, turun hujan dengan derasnya. Satu hari penuh mengguyur desa mereka. Air sungai meluap dan bukit yang tandus itu tak mampu menahan curahan air hujan yang begitu deras. Sekejap kemudian, bukit tandus itu pun longsor. 

Lumpur dan bebatuan menghajar pemukiman warga desa. Orang-orang desa pontangpanting menyelamatkan diri. Air bah dan longsor kini benar-benar menghancurkan kampung itu.

Rumah-rumah itu hancur dan banyak penduduk yang kehilangan orang-orang yang disayanginya. Keluarga mereka banyak yang meninggal dan tercerai berai entah ke mana. 

Riri dan Nena berhasil menyelamatkan diri. Tapi, dua gadis malang itu harus rela kehilangan keluarganya. Dua gadis cilik ini hanya bisa menangis teringat pesan-pesan pohon itu.

Penduduk desa termakan perbuatannya sendiri. Tuhan telah menghukum mereka karena telah merusak alam dan lingkungan. Itulah akibatnya jika hutan dan pohon tidak mereka rawat dengan baik.[Oleh: Habib/mentari]

0 Response to "Kisah Teladan, Petuah Pohon Tua yang menggegerkan Dunia"

Post a Comment